Memperingati Peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Seringkali masyarakat menggabungkan Isra Mi'raj menjadi satu peristiwa yang sama. Padahal sebenarnya Isra dan Mi'raj merupakan dua peristiwa yang berbeda. Mungkin di zaman seperti sekarang ini masyarakat muslim pada khususnya sudah jarang yang mengerti apa arti sesungguhnya Isra dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Padahal peristiwa tersebut sangat crucial sekali terhadap kualitas iman seorang muslim.

Isra dan Mi'raj merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam.

Isra dan Mi'raj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 11 kenabian. Artinya 11 tahun setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi seorang Rasul. Jika Nabi Muhammad SAW menjadi Nabi pada usia 40 tahun, berarti peristiwa Isra dan Mi'raj itu terjadi pada saat Nabi Muhammad SAW berusia kira-kira 51 tahun. Pada peristiwa Isra Mi'raj dapat dikatakan terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda.

Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW "diberangkatkan" oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa dengan menaiki buraq. Buraq adalah kendaraan yang tercepat dan tidak ada yang bisa menandingi kecepatannya Buraq ini bergerak cepat dari Masjidil Haram sampai Masjidil Aqsa dari Mekah sampai Yerussalem dalam waktu beberapa jam saja. Hanya dengan iman dan keyakinan kita dapat mempercayai peristiwa bersejarah tersebut

Lalu dalam Mi'raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini, ketika Nabi sampai ke langit tertinggi, Allah SWT menyuruh Nabi agar umatnya disuruh shalat 50 kali sehari.

Pada saat Baginda Nabi hendak pulang di langit kelima bertemu dengan Nabi Musa dan berkata bahwa perintah itu teralu berat dan meminta Nabi agar memohon kepada Allah SWT untuk megurangi jumlah shalatnya. Saat Nabi berhadapan dengan Allah SWT, Nabi meminta shalatnya dikurangi. Maka, Allah SWT pun mengabulkannya sehingga dikurangi menjadi 45 kali sehari. Kemudian turunlah Baginda Nabi hendak pulang dan dilangit kelima bertemu kembali dengan Nabi Musa AS, mengetahui jumlah shalatnya masih banyak lalu Nabi Musa AS meminta kepada Nabi agar mengurangi lagi karena Nabi Musa AS tahu betul bahwa perintah shalat itu bukanlah perkara yang mudah dan ringan.

Maka Nabi kembali ke hadapan Allah SWT dan memohon kepada Allah SWT supaya menguranginya lagi, lalu Allah SWT mengabulkan lagi. Namun Nabi Musa AS menyatakan kelebihan sehingga terus dikurangi hingga pada jumlah yang kelima Baginda Nabi SAW merasa tidak enak hati kepada Allah SWT yang sudah begitu baik senantiasa mengabulkan permintaannya dan akhirnya Baginda Nabi menyetujui shalat lima waktu yang di berikan oleh Allah SWT yaitu Subuh (2 rakaat), Dzuhur (4 rakaat), Ashar(4 rakaat), Maghrib (3 rakaat) dan Isya (4 rakaat).

Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena pada peristiwa itulah shalat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini membuat Rasulullah SAW sedih karena banyak orang yang tidak percaya dengan hal ini, namun ada sahabat Nabi yang percaya apapun yang dikatakan Nabi Muhammad SAW yaitu Abu Bakar.Dia mengatakan bahwa yang dikatakan oleh Nabi pasti benar dan Abu Bakar digelari as-Sidiq yang artinya percaya pada setiap perkataan Nabi Muhammad SAW.

Demikianlah sedikit kisah Isra dan Mi'raj yang saya ketahui, jika ada kesalahan kata-kata tentulah itu datang dari saya pribadi karena " Wa ma kholaktul jinna wal insa ila liya'budun"

SEMOGA ADA MANFAATNYA.