Mungkin sebagian kita pernah merasakan ketika melakukan ibadah shalat terasa hambar dan kosoong, padahal seharusnya ibadah shalat adalah suatu kenikmatan bagi seorang muslim.
Syaikh Al-bany dalam muqodimah kitab Shifat Shalat Nabi, beliau berkata
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memfardhukan shalat atas hamba-hamba-Nya, dan memerintahkan untuk menegakannya dengan cara membaguskan pelaksanaanya, dan menggantungkan keselamatan dan kesuksesan pada kekhusyuan shalat.
Subhanalllah.., sebagian orang mungkin menganggap bahwa kewajiban shalat merupakan beban, tetapi dikatakan oleh Syaikh Al-Bany sebagai sebagai sesuatu yang perlu disyukuri, hal ini karena ibadah tersebut kembalinya untuk kemaslahatan sang hamba.
Ibadah yang tak berbekas merupakan tanda sakitnya qolbu seseorang, kalau sudah begini apa yang harus dilakukan? Apakah meninggalkan ibadah-ibadah yang terasa hambar tersebut ?
Dalam kajian beberapa waktu yang lalu, seorang ustadz menasehatkan bahwa ketika seseorang melakukan ibadah tetapi terasa hambar, tidak nikmat, maka yang seharusnya adalah dengan terus mengerjakannya, bukan kemudian ditinggalkaan, yang dengan terus menerusnya kemudian iman berangsur-angsur naik dan kemudian dapat merasakan lezatnya ibadah. Terasa hambarnya ibadah, itu tanda bahwa qolbunya sakit.
Sebagaimana badan yang sakit, walaupun diberi makanan yang enak-enak, tetap saja tidak selera makan, tidak dapat merasakan lezatnya makanan tersebut. Terasa tidak lezatnya makanan tersebut bukan karena makanannya yang nggak “mak nyuss”, tetapi memang badannnya yang sedang nggak beres, nah kalau kondisinya demikian, apakah mending tidak usah makan saja? Kalau tidak makan, justru bisa mengakibatkan sakitnya tambah parah, yang harus dilakukan adalah tetap makan walaupun tidak terasa lezat, lama kelamaan kondisi tubuhnya membaik dan kemudian dapat merasakan lezatnya makanan tersebut.
Jika seseorang berbuat dosa, maka akan timbul titik hitam dalam qalbunya, jika berbuat dosa lagi maka bertambahlah titik hitam tersebut. Jika dia bertaubat maka sedikit demi sedikit terkikislah titik-titik hitam tersebut.
Jika seseorang beramal shalih, maka itu juga akan menghapus kejelekan-kejelekannya
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk (Huud: 114)
Jika kita banyak beramal shalih, maka semakin bersih qalbu kita sehingga kenikmatan ibadah insya Allah akan dapat kita rasakan.
Wallahu a’lam
Syaikh Al-bany dalam muqodimah kitab Shifat Shalat Nabi, beliau berkata
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memfardhukan shalat atas hamba-hamba-Nya, dan memerintahkan untuk menegakannya dengan cara membaguskan pelaksanaanya, dan menggantungkan keselamatan dan kesuksesan pada kekhusyuan shalat.
Subhanalllah.., sebagian orang mungkin menganggap bahwa kewajiban shalat merupakan beban, tetapi dikatakan oleh Syaikh Al-Bany sebagai sebagai sesuatu yang perlu disyukuri, hal ini karena ibadah tersebut kembalinya untuk kemaslahatan sang hamba.
Ibadah yang tak berbekas merupakan tanda sakitnya qolbu seseorang, kalau sudah begini apa yang harus dilakukan? Apakah meninggalkan ibadah-ibadah yang terasa hambar tersebut ?
Dalam kajian beberapa waktu yang lalu, seorang ustadz menasehatkan bahwa ketika seseorang melakukan ibadah tetapi terasa hambar, tidak nikmat, maka yang seharusnya adalah dengan terus mengerjakannya, bukan kemudian ditinggalkaan, yang dengan terus menerusnya kemudian iman berangsur-angsur naik dan kemudian dapat merasakan lezatnya ibadah. Terasa hambarnya ibadah, itu tanda bahwa qolbunya sakit.
Sebagaimana badan yang sakit, walaupun diberi makanan yang enak-enak, tetap saja tidak selera makan, tidak dapat merasakan lezatnya makanan tersebut. Terasa tidak lezatnya makanan tersebut bukan karena makanannya yang nggak “mak nyuss”, tetapi memang badannnya yang sedang nggak beres, nah kalau kondisinya demikian, apakah mending tidak usah makan saja? Kalau tidak makan, justru bisa mengakibatkan sakitnya tambah parah, yang harus dilakukan adalah tetap makan walaupun tidak terasa lezat, lama kelamaan kondisi tubuhnya membaik dan kemudian dapat merasakan lezatnya makanan tersebut.
Jika seseorang berbuat dosa, maka akan timbul titik hitam dalam qalbunya, jika berbuat dosa lagi maka bertambahlah titik hitam tersebut. Jika dia bertaubat maka sedikit demi sedikit terkikislah titik-titik hitam tersebut.
Jika seseorang beramal shalih, maka itu juga akan menghapus kejelekan-kejelekannya
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk (Huud: 114)
Jika kita banyak beramal shalih, maka semakin bersih qalbu kita sehingga kenikmatan ibadah insya Allah akan dapat kita rasakan.
Wallahu a’lam
oh gitu yah kalo ibadah sholat kita ngga bener dan terkesan hambar.
ReplyDeleteArtikel yang informative.
Nice article. Blogwalking @ thte morning..... visit me back ok..
ReplyDeleteyups, mmg dengan qta beramal baik. selain menjadikan kita lebih sadar akan kebesaran tuhan, itu juga bs menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.
ReplyDeletenice atikel
setuju bgt tuh sm postingannya.
ReplyDeletekadang mmg kita merasakan ibadah shalat terasa hambar dan kosoong, mungkin karna hati kita belum bersih tuh
betull...
ReplyDeletesaya setuju bgt sm "ketika seseorang melakukan ibadah tetapi terasa hambar, tidak nikmat, maka yang seharusnya adalah dengan terus mengerjakannya, bukan kemudian ditinggalkaan, yang dengan terus menerusnya kemudian iman berangsur-angsur naik"
semoga hati qta bersih ya..
Allah menyayangi umatnya lebih dari segalanya...kita tak meminta tapi Allah selalu memberi napas kehidupan untuk kita...sayang kan kalo kita dah di beri napas kehidupan tapi tidak memanpaatkannya untuk beribadah kepadaNYA...selalu bersyukur kepadaNYA....
ReplyDeleteDIA lah ALLAH kekasih hati kita sesungguhnya...
subhanalloh.....makasih ris
ReplyDeleteartikel yg luar biasa risti..
ReplyDeletemakasih sekali